Apakah Bakteri Thiobacillus ferrooxidans itu?
Taksonomi Bakteri Thiobacillus
ferrooxidans
Thiobacillus ferrooxidans
juga biasa disebut dengan Acidithiobacillus ferrooxidans
Kingdom
: Eubacteria
Filum
: Proteobacteria
Kelas
: Gammaproteobacteria
Ordo
: Acidithiobacillales
Famili
: Acidithiobacillaceae
Genus
: Acidithiobacillus
Spesies
: Acidithiobacillus
ferroxidans
Karakteristik
Bakteri Thiobacillus ferrooxidans?
Acidithioacillus
ferrooxidans tergolong organisme autotrofik, acidophilic, mes ophile
terjadi di tunggal atau kadang-kadang berpasangan atau rantai, tergantung pada
kondisi pertumbuhan. Strain yang sangat motil telah digambarkan maupun
non-motil . Bukti terbaru menunjukkan tingkat tinggi heterogenitas genetik
dalam isolat ferrooxidans Acidithiobacillus, yang diklasifikasikan sebagai
spesies tunggal. Strain motil memiliki flagel tunggal & pili. Bakteri ini
sporing non dan memiliki genom sekitar 2,8 × 10 6 pasang basa dan
55-65% dari konten GC. Acidthiobacillus ferrooxidans tumbuh pada nilai
pH 4,5-1,3 dalam medium basal dan garam berasal persyaratan biosintesis dengan
autotrophy menggunakan karbon dari atmosfer karbon dioksida. Fiksasi nitrogen
juga merupakan fungsi ekologis penting dilakukan oleh bakteri dalam habitat
acidophilic. Energi metabolik berasal aerobik oleh oksidasi senyawa sulfur
dikurangi anorganik atau ion besi. Pertumbuhan anaerobik menggunakan hidrogen
unsur atau senyawa sulfur anorganik dikurangi sebagai donor elektron dan
ion-ion besi sebagai akseptor elektron juga telah ditemukan (Pasir, W. &
Bock, E. 1987). Dalam metaboliseme Thiobacillus ferrooxidans tergolong
bakteri kemoautotrof. Kemoautotrof adalah organisme yang dapat memanfaatkan energi
dari reaksi kimia untuk membuat makanan sendiri dari bahan organik. Bakteri
kemoautotrof menggunakan energi kimia dari oksidasi molekul organik untuk
menyusun makanannya. Molekul organik yang dapat digunakan oleh bakteri Thiobacillus
ferrooxidans adalah senyawa, belerang, dan besi .Dalam prosesnya bakteri
ini membutuhkan oksigen.
Dimana bakteri Thiobacillus
ferrooxidans terdapat?
Menurut
Rheinheimer(1991), diperairan seperti sungai, danau, dan pantai spesies
Thiobacillus tampaknya menjadi pengoksidsi sulfur paling penting. Dari krateristik
nya Yang saya baca baketri ini bisa hidup didaerah asam yang ph nya 4,5-1,3 dan
suhu optimum 70̊C dan ditempat
yang banyak mengandung sulfur dan ditanah vulkanik.
Kapan dibutuhkan baketri Thiobacillus ferrooxidans?
Pada saat Mengoptimalkan desulfurisasi pada pertambangan
besi.Thiobacillus ferrooxidans memiliki kemampuan untuk mengoksidasi besi dan sulfur.
Bagaimana perananan baketri Thiobacillus ferrooxidans?
Kandungan sulfur dinegara kita
sangat tinggi sehingga perlu menurunkan kandungan untuk pertambangan dinegara
kita baik pertambangan batu bara atau pertambangan besi. Salah satu nya dengan
cara biologi yaitu dengan menggunakan mikroorganisme yaitu menggunakan bakteri Thiobacillus
ferrooxidans untuk menrunkan kandungan sulfurnya.
Kenapa dampak positif dan negatif mengunakan bakteri Thiobacillus ferrooxidans?
Dampak positif
1.
Menurunkan kadar sulfur
2.
Kemampuan untuk mengoksidasi besi
3.
Untuk mengurangi pencemaran lahan atau
perairan pertambangan
4.
Menghemat biaya pertambangan
Dampak negative
Bakteri
Thiobacillus ferrooxidans pengoksidasi Fe (mengubah Fe3+
yang bersifat sebagai ion terlarut menjadi Fe (OH)3) yang bersifat
tidak larut) dapat menimbulkan korosi. Prose korosi secara mikrobiologis tidak
berarti logam tersebut dimakan oleh mikroorganisme tetapi akibat pertumbuhan
mikrobe tersebut yang mengahsilakn senyawa, Yang bersifat korosif misalnya asam
(Waluyo,Lud.2009). Produk sampingan lain
dari metabolisme (asam sulfat) bakteri T. ferrooxidans kadang-kadang
berhubungan dengan korosi oksidatif dari beton dan pipa. (Kuenen, J. Gijs, et al.1992). Hal ini disebabkan karena mikroba
tersebut mampu mendegradasi logam melalui reaksi redoks untuk memperoleh energi
bagi keberlangsungan hidupnya.
Daftar Pustaka
Kuenen, J. Gijs, et al. “The Genera Thiobacillus, Thiomicrospira, and Thiosphaera.” The
Prokaryotes. Ed. Albert Balows, et al. New
York: Springer-Verlog, 1992. 2638-9, 2650
Pasir, W. & Bock, E. (1987). “Biotest System
Untuk Evaluasi Cepat Dari Perlawanan Beton Untuk Belerang-pengoksidasi Bakteri”
Bahan Kinerja 26 (3):. 14-17
Rheinheimer, G.1991. Aquatic Microbiology, fourthedition. JohnWileyandSons. London
Waluyo,Lud. 2010. Teknik dan Metode Dasar Dalam Mikrobiologi. Malang: UMM
Press.Waluyo,Lud. 2009. Mikrobiologi Lingkungan. Malang : UMM Press
Waluyo,Lud. 2005. Mikrobiologi Umum. Malang : UMM Press
Wujaya,jati.2008. Biologi Interaktif. Jakarta ; Penerbit Gan
http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/1454/A08bik.pdf;jsessionid=F66A9213848ECC2F8D3A391B0D3F8F53?sequence=5.
Diakses pada tanggal 06 juni 2015 pukul 20:00 wib
http://pbil.univ-lyon1.fr/members/mbailly/AMIG/biblio/Thiobacillus.pdf.
Diakses pada tanggal 06 juni 2015 pukul
20:00 wib