Jumat, 24 April 2015

tugas mikrobiologi

Mikroba pada baju bekas impor
Pengaruh mikroorganisme terhadap kehidupan manusia dimulai sejak bayi dilahirkan. Setelah bayi lahir, ia akan berhubungan dengan mikroorganisme yang ada di alam bebas dan orang-orang yang disekitarnya. Mikroorganisme tersebut akan tumbuh dan berkembang biak serta mengadakan kolonisasi pada permukaan tubuh seperti kulit, kuku, rongga hidung, rongga telinga luar, rongga mulut, dan tenggorokan serta permukaan bagian dalam tubuh, misalnya pada saluran cerna bagian bawah seperti kolon dan rektum. Mikroorganisme adalah agen penyebab Infeksi. Dunia mikroorganisme yang mempengaruhi kehidupan manusia terdiri atasbakteri, virus, dan jamur.
            Baju merupakan salah satu kebutuhan primer bagi manusia yang berfungsi sebagai pelindungi diri bagi tubuh terhadap lingkungan dan cuaca. Baju yang baik adalah baju enak dipake. Tiidak hanya enak di peke melainkan haru baju yang bersih tidak bekas. Karena baju yang bekas akan menimbulkan masalah kesehatan.
            (detik, 2015) Dijakarta banyak ditemukan baju bekas impor.  Kementerian Perdagangan telah melakukan uji sampel 25 pakaian bekas yang ada di Pasar Senen. Hasil uji tersebut menemukan adanya beberapa jenis mikroorganisme yakni bakteri staphylococcus aures, bakteri escherichia coli (e-coli), dan jamur kapang.
Berdasarkan hasil pengujian yang dilakukan, ditemukan sejumlah koloni bakteri dan jamur yang ditunjukkan oleh parameter pengujian angka lempeng total (ALT) dan kapang yang nilainya cukup tinggi," ujar Direktur Jenderal Standarisasi dan Perlindungan Konsumen, Widodo, di Kantor dan jamur 36.000 koloni. "Kandungan mikroba dan jamur ini merupakan bakteri berbahaya yang bisa mengakibatkan gangguan pencernaan, gatal-gatal, dan infeksi pada saluran kelamin,"
Dia menjelaskan, kandungan mikroba pada pakaian bekas memiliki ALT sebesar 216.000 koloni dan jamur 36.000 koloni. "Kandungan mikroba dan jamur ini merupakan bakteri berbahaya yang bisa mengakibatkan gangguan pencernaan, gatal-gatal, dan infeksi pada saluran kelamin," paparnya.
(sayuti, 2000) Nutrisi bagi pertumbuhan bakteri, seperti halnya nutrisi untuk organisme lain mempunyai kebutuhan akan sumber nutrisi, yaitu:
1. Bakteri membutuhkan sumber energi yang berasal dari energi cahaya (fototrof) dan senyawa kimia(kemotrof).
2. Bakteri membutuhkan sumber karbon berupa karbon anorganik (karbon dioksida)
dan karbon organik (seperti karbohidrat).
3. Bakteri membutuhkan sumber nitrogen dalam bentukm garam nitrogen anorganik (seperti kalium nitrat) dan nitrogen organik (berupa protein dan asam amino).
4. Bakteri membutuhkan beberapa unsur logam (seperti kalium, natrium,
magnesium, besi, tembaga dsb).
5. Bakteri membutuhkan air untuk fungsi – fungsi metabolik dan pertumbuhannya.
Pada saat ditempatkan dalam medium nutrisi lengkap, sel bakteri tumbuh lebih besar dan akhirnya membelah menjadi dua sel. Hal ini berkesinambungan dengan produksi populasi vegetatif sel yang tidak terdiferensiasi. Dalam perkembangan biakan bakteri, terjadi peningkatan massa sel dan jumlah organisme, tetapi hubungan kedua parameter tersebut tidak konstan. Pertumbuhan terjadi karen bakteri tersebut menepel baju bekas tersebut yang sudah bekas dipake yang dalam keadaan lembab yang dalam keadaan tersebut sangat disukai oleh bakteri untuk berkembangbiak di baju tersebut. Ada empat fase dalam pertumbuhan mikroba :
FASE LAG. Setelah inokulasi, terjadi peningkatan ukuran sel, mulai pada waktu sel
tidak atau sedikit mengalami pembelahan. Fase ini, ditandai dengan peningkatan komponen makromolekul, aktivitas metabolik, dan kerentanan terhadap zat kimia dan faktor fisik. Fase lag merupakan suatu periode penyesuaian yang sangat penting untuk penambahan metabolit pada kelompok sel, menuju tingkat yang setaraf dengan sintesis sel maksimum.
FASE LOG/PERTUMBUHAN EKSPONENSIAL. Pada fase eksponensial atau logaritmik, sel berada dalam keadaan pertumbuhan yang seimbang. Selama fase ini, masa dan volume sel meningkat oleh faktor yang sama dalam arti rata-rata komposisi sel dan konsentrasi relatif metabolit tetap konstan. Selama periode ini pertumbuhan seimbang, kecepatan peningkatan dapat diekspresikan dengan fungsi eksponensial alami. Sel membelah dengan kecepatan konstan yang ditentukan oleh sifat intrinsic bakteri dan kondisi lingkungan. Dalam hal ini terdapat keragaman kecepatan pertumban berbagai mikroorganisme. Waktu lipat dua untuk E. coli dalam kultur kaldu pada suhu 37oC, sekitar 20 menit, sedangkan waktu lipat dua minimal sel
mamalia sekitar 10 jam pada temperatur yang sama.
FASE STASIONER. Pada saat digunakan kondisi biakan rutin, akumulasi produk
limbah, kekurangan nutrien, perubahan pH, dan faktor lain yang tidak diketahui akan
mendesak dan mengganggu biakan, mengakibatkan penurunan kecepatan pertumbuhan. Selama fase ini, jumlah sel yang hidup tetap konstan untuk periode yang berbeda, bergantung pada bakteri, tetapi akhirnya menuju periode penurunan populasi. Dalam beberapa kasus, sel yang terdapat dalam suatu biakan yang populasi selnya tidak tumbuh dapat memanjang, membengkak secara abnormal, atau mengalami penyimpangan, suatu manifestasi pertumbuhan yang tidak seimbang.
FASE PENURUNAN POPULASI ATAU FASE KEMATIAN. Pada saat medium
kehabisan nutrien maka populasi bakteri akan menurun jumlahnya, Pada saat ini jumlah sel yang mati lebih banyak daripada sel yang hidup.
Staphylococcus aureus biasanya masuk ke dalam tubuh manusia melalui makanan yang dikonsumsinya, tangan, kontaminasi dan keracunan pangan oleh staphylococcus aureus dapat juga disebabkan kontaminasi silang. Organisme dengan mudah berpindah ke kulit terutama tangan dan rambut dari baju bekas yang tidak bersih tersebut.
Peranaan E. Coli yang tidak berbahaya dapat menguntungkan manusia dengan memproduksi vitamin K2, atau dengan mencegah baketi lain di dalam usus. E. coli banyak digunakan dalam teknologi rekayasa genetika. Biasa digunakan sebagai vektor untuk menyisipkan gen-gen tertentu yang diinginkan untuk dikembangkan. E. coli dipilih karena pertumbuhannya sangat cepat dan mudah dalam penanganannya. Banyak industri kimia mengaplikasikan teknologi fermentasi yang memanfaatkan E. coli. Misalnya dalam produksi obat-obatan (insulin, antiobiotik), high value chemicals (1-3 propanediol, lactate). Secara teoritis, ribuan jenis produk kimia bisa dihasilkan oleh bakteri ini asal genetikanya sudah direkayasa sedemikian rupa guna menghasilkan jenis produk tertentu yang diinginkan. Jika mengingat besarnya peranan ilmu bioteknologi dalam aspek-aspek kehidupan manusia, maka tidak bisa dipungkiri juga betapa besar manfaat E. colibagi kita.
(koes, 2006) Pengontrol mikroba yang ada di baju bekas dengan cara kita mencuci baju tersebut untuk mengurangi mikroba tersebut atau dengan menghambat petumbuhan di baju bekas tersebut yaitu :
1)      Faktor-faktor alam, terdiri atas :
         a)      Pengaruh temperatur
Temperatur merupakan salah satu faktor yang penting di dalam kehidupan. Beberapa jenis mikroba dapat hidup pada daerah yang bertemperatur yang luas , sedangkan jenis yang lainnya pada daerah yang terbatas. Pada umumnya batas daerah temperatur bagi kehidupan mikroba terletak antara 0oC sampai 90oC dan kita kenal adanya temperatur minimum, optimum, dan maksimum. Daya tahan mikroba terhadap temperatur tidak sama untuk tiap-tiap species.
        b)       Pengaruh kebasahan dan kekeringan
Mikroba mempunyai nilai kelembaban optimum. Bakteri sebenarnya adalah makhluk yang suka akan keadaan basah, bahkan dapat hidup di air. Tanah yang cukup basah sangat baik untuk kehidupan bakteri. Tetapi banyak bakteri mati, jika udara kering. Keadaan kering menyebabkan proses pengeringan protoplasma yang berakibat berhentinya metabolisme.
        c)      Pengaruh perubahan nilai osmotik
Pada umumnya larutan hipertonik menghambat pertumbuhan mikroba karena dapat menyebabkan plasmolisis. Medium yang paling cocok bagi kehidupan mikroba adalah medium yang isotonik terhadap isi sel mikroba.
         d)     Pengaruh sinar
Pada umumnya mikroorganisme rusak akibat cahaya, terutama pada mikroba yang tidak mempunyai pigmen fotosintetik. Sinar dengan gelombang pendek akan berpengaruh buruk terhadap mikroba. Sedangkan sinar dengan gelombang panjang mempunyai daya fotodinamik dan daya biosfik
2)      Faktor biotik
Di alam bebas banyak mikroba dari berbagai genus maupun dari berbagai species hidup berkumpul di dalam suatu medium yang sama. Tidak mudah meneliti pengaruh atau hubungan hidup antar species, namun pengaruh timbal balik niscya ada. Hal ini karena pada suatu species yang mencerna zat makanan menimbulkan perubahan kimia dalam komposisi substrat. Pengaruh kemungkinan baik, buruk, mungkin juga pengaruh tersebut tidak memiliki efek sama sekali.

Daftar pustaka

Tamher,sayuti. 2000. Mikrobiologi Untuk Mahasiswa Keperawatan. Depkes RI; Jakarta  
Irianto,Koes .2006 . Mikrobiologi . Yrama Widya; Bandung
http://finance.detik.com/read/2015/02/04/165759/2823664/4/ngeri-pakaian-bekas-impor-mengandung-bakteri-dan-jamur.  Diakses 

18 komentar:

  1. Setelah membaca artikel anda, ada beberapa hal yang ingin saya tanyakan,
    Perihal nutrisi bakteri staphylococcus aures dan bakteri escherichia coli pada baju tersebut, bagaimana cara bakteri tersebut memenuhi kebutuhan karbon organik, nitrogen, dan unsur logam dalam baju bekas tersebut?
    terima kasih

    BalasHapus
  2. Berdasaran artikel di atas, terdapat bakteri staphylococcus aures pada pakaian bekas. Masalah apakah yang ditimbulkan oleh adanya bakteri tersebut ?

    BalasHapus
  3. dari artikel diatas mungkin saya berpendapat seharusnya penjualan baju bekas itu ditiadakan saja kalau ternyata di baju bekas tersebut banyak bakteri yang tumbuh. apalagi baju bekas tersebut dari luar negeri yang ternyata banyak bakteri ataupun virus yang bisa menimbulkan penyakit yang tidak ada di indonesia. dan pertanyaan saya, apa hubungan peranan menguntungkan E.coli dengan baju bekas? E.coli tersebut bisa menguntungkan ketika kondisi apa?

    BalasHapus
  4. Berdasarkan artikel yang saya baca diatas, bahwa dengan adanya penggunaan baju impor bekas, yang memang seharusnya layak dipakai, mengapa tidak? selagi itu bermanfaat. Dari setiap penjelasan artikel, mengenai pengontrolan mikroba pada baju bekas adalah mencuci baju tersebut untuk mengurangi mikroba yang tumbuh. Pertanyaan saya, Dalam proses pencucian, Mikroba apakah yang berperan dalam proses menghilangkan bakteri di pakaian bekas? sehingga pakaian bekas bersih dan layak dipakai. Terimah kasih

    BalasHapus
  5. Berdasarkan paparan dari artikel diatas, saya ingin menambahakan informasi mengenai infeksi oleh S. aureus dan terkait pertanyaan saudari Nining Khoirunnisa.
    Infeksi oleh bakteri S. aereus ditandai dengan kerusakan jaringan yang disertai abses bernanah. Beberapa penyakit infeksi yang disebabkan oleh S. aureus adalah bisul, jerawat, impetigo, dan infeksi luka. Infeksi yang lebih berat diantaranya pneumonia, mastitis, plebitis, meningitis, infeksi saluran kemih, osteomielitis, dan endokarditis. S. aureus juga merupakan penyebab utama infeksi nosokomial, keracunan makanan, dan sindroma syok toksin. (ttp://pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2011/09/pustaka_unpad_staphylococcus.pdf)

    BalasHapus
    Balasan
    1. terimakasi atas tambhan informasinya nurul hikmahwati

      Hapus
  6. Ada-ada saja yaa keberadaan mikroba ini, ternyata ada dimana-mana selain di pesawat, di kosmetik, dll,, sekarang di baju Impor, hehe.

    ada yang saya garis bawahi dari Artikel Mister Edo ini, yaitu tentang pengontrolan mikrobanya dengan "Pengaruh perubahan nilai osmotik, umumnya larutan hipertonik menghambat pertumbuhan mikroba karena dapat menyebabkan plasmolisis. Medium yang paling cocok bagi kehidupan mikroba adalah medium yang isotonik terhadap isi sel mikroba" contohnya seperti apa Pak edo?,, terimakasih :)

    BalasHapus
  7. hanya sedikit sharing saja mengenai cara mematikan bakteri dan kuman pada pakaian bekas. karena ada sebagian masyarakat yang kadang membeli baju bekas untuk kebutuhannya .

    Dokter spesialis kulit Ratna Komala Dewi mengatakan, infeksi terhadap kulit dapat diminimalisir jika mencuci pakaian dengan bersih sebelum digunakan."kalau pakaian bekas harusnya dicuci, direndam menggunakan air panas hingga 100 derajat celsius untuk mematikan kuman dan bakteri,” terang Ratna saat dihubungi, Rabu (4/2/2015). Selain itu, cucilah dengan sabun dan tambahkan cairan antiseptik. Untuk pakaian berwarna putih, bisa mencucinya dengan ditambah bahan pemutih yang cukup kuat membunuh bakteri hingga jamur.

    Kemudian, wadah mencuci pakaian bekas harus dipisah dengan pakaian kotor di rumah Anda. Rendamlah dalam satu wadah dan bilas hingga bersih. Setelah itu, jemur pakaian dan seterika panas juga dapat membunuh bakteri. Sejumlah cara ini bisa mencegah risiko penularan penyakit kulit. Mencuci pakaian dengan bersih pun juga harus dilakukan jika Anda membelinya di toko pakaian baru. Pakaian baru seperti celana bisa saja tercemar bakteri jika sebelumnya telah dicoba oleh berbagai orang sebelum pembelian.Sebelumnya Ratna mengatakan, penyakit kulit yang rentan tertular karena menggunakan pakaian bekas adalah jamur. Kulit bisa terasa gatal hingga menimbulkan bercak merah maupun putih seperti panu. Bakteri maupun jamur itu biasanya menumpuk pada bagian lipatan seperti ketiak hingga selangkangan.
    dapat di lihat di http://www.tribunnews.com/kesehatan/2015/02/05/begini-cara-mematikan-bakteri-dan-kuman-pada-pakaian-bekas

    BalasHapus
  8. unutuk menjual pakaian bekas import menurut saya tidak perlu dipermasalahkan,agar pakian tidak terbuang sia-sia. Hanya saja kita sebagai konsumen harus pintar memilih-milih pakaian yang masih layak digunakan. Nah, saya ingin berbagi informasi untuk mengtrol mikroorganisme yang ada di pakaiaan baik itu bakteri atau jamur. Berdasarkan pada pengalaman pribadi, saya memakai celana saat bersepeda, kemudian celana saya kena oli rantai sepeda. Lalu ada teman saya yang menyarankan untuk menggunakan Citric Acid (Sitrun),ternyata benar ampuh! tidak ada sedikitpun noda oli yang tersisa. Dan saya coba pakai kembali untuk menghilangkan bintik-bintik hitam (jamur) pada mukena di bagian pala, namun menggunakan air yang panas dan sitrun ditaburkan lalu diaduk baru deh dimasukin mukenanya, dan tenyata bintik2 hitam tersebut benar2 hilang. Jadi pada pakaian lain yang terdapat jamur atau bakteri rendam pakaian tersebut dengan air panas (100 derajat celcius) dan tambahnkan sitrun, lalu dibilas. .Sifat asam yang sangat kuat pada citric acid ini yang membuat ampuh untuk membersihkan noda dan jamur membandal. Sitrun ini banyak di jual di warung-warung ko teman ^,^

    BalasHapus
    Balasan
    1. terima kasih atas informasi tambahannya

      Hapus
  9. dari artikel yang anda posting, penghambat bakteri yang ada di baju bekas salah satunya adalah pengaruh basah dan kekeringan, jadi bagi penjual baju bekas tersebut apakah lebih baik baju dicuci terlebih dahulu sebelum dijual ? karena tidak mungkin dia mencuci semua baju bekas tersebut. apakah ada detergen khusus yang dapat digunakan untuk mengatasi bakteri itu ? selain itu didalam islam kita tidak boleh menjual sesuatu yang bersifat merugi, apakah ada cara yang praktis tetapi efektif untuk mengatasi atau mencegah pertumbuhan bakteri tersebut jika kita dalam posisi penjual dan hanya orang awam ? mohon penjelasannya kang edo

    BalasHapus
    Balasan
    1. lebih baik memncuci terlebih dahulu Dokter spesialis kulit Ratna Komala Dewi mengatakan, infeksi terhadap kulit dapat diminimalisir jika mencuci pakaian dengan bersih sebelum digunakan."kalau pakaian bekas harusnya dicuci, direndam menggunakan air panas hingga 100 derajat celsius untuk mematikan kuman dan bakteri,” terang Ratna saat dihubungi, Rabu (4/2/2015). Selain itu, cucilah dengan sabun dan tambahkan cairan antiseptik. Untuk pakaian berwarna putih, bisa mencucinya dengan ditambah bahan pemutih yang cukup kuat membunuh bakteri hingga jamur.

      Hapus
  10. Super sekali..... Terimakasih atas informasinya Edo..
    Saya ingin bertanya, apakah setiap jenis baju terdapat bakteri yang sama atau berbeda?
    Terimakasih..

    BalasHapus
  11. Saya akan menambahkan mengenai kandungan bahan kimia yang terdapat pada sabun / detergen. Penelitian yang dilakukan oleh Loho dan Utami yang dipublikasikan pada jurnalnya di http://indonesia.digitaljournals.org/index.php/idnmed/article/viewFile/838/837 menunjukkan hasil uji efektivitas triclosan1% dengan menggunakan suspensi kuman secara in vitro, tampak bahwa antiseptik ini efektif terhadap S.aureus, E faecalis, dan E.coli. Triclosan1% tidak efektif terhadap P.aeruginosa.
    Jadi untuk mengurangi bakteri yang terdapat pada baju bekas dapat dilakukan dengan mencuci menggunakan detergent / sabun yang mengandung triclosan.

    BalasHapus
  12. terimakassih saudara edo atas infonya..., apakah baju bekas dari satu keluarga juga memiliki kemungkinan kontaminasi bakteri yang berbahaya?

    BalasHapus
  13. Artikel yang cukup menarik saudara Edo. Pada paragraf FAse penurunan populasi atau Fase kematian Anda mengatakan S. aureus biasanya masuk ke dalam tubuh manusia melalui makanan yang dikonsumsinya, tangan, kontaminasi, dan keracunan pangan oleh S. aureus dapat juga disebabkan oleh kontaminasi silang. yang ingin saya tanyakan, apakah yang dimaksud dengan kontaminasi silang tersebut? mohon berikan penjelasannya.
    Terimakasih (-_-)

    BalasHapus
  14. alhamdulillah ilmu baru...
    oh ia edo,saya pernah menyaksikan berita ditelevisi bahwa pemerintah indonesia menghimbau kepada masyarakat untuk tidak membeli pakaian impor tersebut, karena seperti yang edo katakan bahwa pada pakaian tersebut banyak mengandung bakteri dan jamur, namun setelah diteliti dan bersihkan sedemikian rupa bakteri tersebut tidak bisa hilang, nah yang ingin saya tanyakan spesies apakah bakteri tersebut, lalu apakah bakteri dan amur yang anda sebutkan dalam artiker ada pada semua pakaian atau hanya bau impor saja, ?? terimakasih

    BalasHapus