Mikroba pada baju bekas impor
Pengaruh mikroorganisme terhadap kehidupan manusia
dimulai sejak bayi dilahirkan.
Setelah bayi lahir, ia akan berhubungan dengan mikroorganisme yang ada di alam bebas dan orang-orang yang
disekitarnya. Mikroorganisme tersebut akan tumbuh
dan berkembang biak serta mengadakan kolonisasi pada permukaan tubuh seperti kulit, kuku, rongga hidung,
rongga telinga luar, rongga mulut, dan tenggorokan
serta permukaan bagian dalam tubuh, misalnya pada saluran cerna bagian bawah seperti kolon dan rektum.
Mikroorganisme adalah agen penyebab Infeksi. Dunia mikroorganisme yang mempengaruhi
kehidupan manusia terdiri atasbakteri, virus, dan jamur.
Baju merupakan salah satu kebutuhan primer bagi manusia
yang berfungsi sebagai pelindungi diri bagi tubuh terhadap lingkungan dan
cuaca. Baju yang baik adalah baju enak dipake. Tiidak hanya enak di peke
melainkan haru baju yang bersih tidak bekas. Karena baju yang bekas akan
menimbulkan masalah kesehatan.
(detik,
2015) Dijakarta
banyak ditemukan baju bekas impor. Kementerian Perdagangan telah melakukan uji sampel 25 pakaian
bekas yang ada di Pasar Senen. Hasil uji tersebut menemukan adanya beberapa jenis mikroorganisme
yakni bakteri staphylococcus aures, bakteri escherichia coli (e-coli), dan
jamur kapang.
Berdasarkan hasil pengujian yang
dilakukan, ditemukan sejumlah koloni bakteri dan jamur yang ditunjukkan oleh
parameter pengujian angka lempeng total (ALT) dan kapang yang nilainya cukup
tinggi," ujar Direktur Jenderal Standarisasi dan Perlindungan Konsumen,
Widodo, di Kantor dan jamur 36.000 koloni. "Kandungan mikroba dan jamur ini merupakan bakteri
berbahaya yang bisa mengakibatkan gangguan pencernaan, gatal-gatal, dan infeksi
pada saluran kelamin,"
Dia menjelaskan, kandungan mikroba pada pakaian bekas memiliki
ALT sebesar 216.000 koloni dan jamur 36.000 koloni. "Kandungan mikroba dan
jamur ini merupakan bakteri berbahaya yang bisa mengakibatkan gangguan
pencernaan, gatal-gatal, dan infeksi pada saluran kelamin," paparnya.
(sayuti, 2000) Nutrisi
bagi pertumbuhan bakteri, seperti halnya nutrisi untuk organisme lain
mempunyai kebutuhan akan sumber nutrisi, yaitu:
1.
Bakteri membutuhkan sumber energi yang berasal dari energi cahaya (fototrof) dan
senyawa kimia(kemotrof).
2.
Bakteri membutuhkan sumber karbon berupa karbon anorganik (karbon dioksida)
dan
karbon organik (seperti karbohidrat).
3.
Bakteri membutuhkan sumber nitrogen dalam bentukm garam nitrogen anorganik
(seperti kalium nitrat) dan nitrogen organik (berupa protein dan asam amino).
4.
Bakteri membutuhkan beberapa unsur logam (seperti kalium, natrium,
magnesium,
besi, tembaga dsb).
5.
Bakteri membutuhkan air untuk fungsi – fungsi metabolik dan pertumbuhannya.
Pada saat ditempatkan dalam medium
nutrisi lengkap, sel bakteri tumbuh lebih besar dan
akhirnya membelah menjadi dua sel. Hal ini berkesinambungan dengan
produksi populasi vegetatif sel yang tidak terdiferensiasi. Dalam perkembangan
biakan bakteri, terjadi peningkatan massa sel dan jumlah organisme, tetapi
hubungan kedua parameter tersebut tidak konstan. Pertumbuhan terjadi karen bakteri tersebut
menepel baju bekas tersebut yang sudah bekas dipake yang dalam keadaan lembab
yang dalam keadaan tersebut sangat disukai oleh bakteri untuk berkembangbiak di
baju tersebut. Ada empat fase dalam pertumbuhan mikroba :
FASE LAG. Setelah inokulasi, terjadi
peningkatan ukuran sel, mulai pada waktu sel
tidak atau sedikit mengalami pembelahan. Fase ini, ditandai dengan
peningkatan komponen makromolekul, aktivitas metabolik, dan kerentanan terhadap
zat kimia dan faktor fisik. Fase lag merupakan suatu periode penyesuaian yang
sangat penting untuk penambahan metabolit pada kelompok sel, menuju tingkat yang
setaraf dengan sintesis sel maksimum.
FASE LOG/PERTUMBUHAN EKSPONENSIAL.
Pada fase eksponensial atau logaritmik, sel berada dalam keadaan pertumbuhan yang seimbang.
Selama fase ini, masa dan volume sel meningkat oleh faktor yang sama dalam arti
rata-rata komposisi sel dan konsentrasi relatif metabolit tetap konstan. Selama periode
ini pertumbuhan seimbang, kecepatan peningkatan dapat diekspresikan dengan fungsi
eksponensial alami. Sel membelah dengan kecepatan konstan yang ditentukan oleh
sifat intrinsic bakteri dan kondisi lingkungan. Dalam hal ini terdapat keragaman
kecepatan pertumban berbagai mikroorganisme. Waktu lipat dua untuk E. coli
dalam kultur kaldu pada suhu 37oC, sekitar 20 menit, sedangkan waktu lipat dua
minimal sel
mamalia sekitar 10 jam pada temperatur yang sama.
FASE STASIONER. Pada saat digunakan
kondisi biakan rutin, akumulasi produk
limbah, kekurangan nutrien, perubahan pH, dan faktor lain yang
tidak diketahui akan
mendesak dan mengganggu biakan, mengakibatkan penurunan kecepatan pertumbuhan.
Selama fase ini, jumlah sel yang hidup tetap konstan untuk periode yang
berbeda, bergantung pada bakteri, tetapi akhirnya menuju periode penurunan populasi.
Dalam beberapa kasus, sel yang terdapat dalam suatu biakan yang populasi selnya
tidak tumbuh dapat memanjang, membengkak secara abnormal, atau mengalami
penyimpangan, suatu manifestasi pertumbuhan yang tidak seimbang.
FASE PENURUNAN POPULASI ATAU FASE
KEMATIAN. Pada saat medium
kehabisan nutrien maka populasi bakteri akan menurun jumlahnya,
Pada saat ini jumlah sel yang mati lebih banyak daripada sel yang hidup.
Staphylococcus aureus biasanya
masuk ke dalam tubuh manusia melalui makanan yang dikonsumsinya, tangan,
kontaminasi dan keracunan pangan
oleh staphylococcus aureus dapat juga disebabkan kontaminasi
silang. Organisme dengan mudah berpindah ke kulit terutama tangan dan rambut dari baju bekas yang tidak bersih tersebut.
Peranaan E.
Coli yang tidak berbahaya dapat menguntungkan manusia dengan memproduksi
vitamin K2, atau dengan mencegah baketi lain di dalam usus. E.
coli banyak digunakan dalam teknologi rekayasa genetika. Biasa digunakan
sebagai vektor untuk menyisipkan gen-gen tertentu yang diinginkan untuk
dikembangkan. E. coli dipilih karena pertumbuhannya sangat cepat dan
mudah dalam penanganannya. Banyak industri kimia mengaplikasikan teknologi
fermentasi yang memanfaatkan E. coli. Misalnya dalam produksi obat-obatan
(insulin, antiobiotik), high value chemicals (1-3 propanediol, lactate). Secara
teoritis, ribuan jenis produk kimia bisa dihasilkan oleh bakteri ini asal
genetikanya sudah direkayasa sedemikian rupa guna menghasilkan jenis produk
tertentu yang diinginkan. Jika mengingat besarnya peranan ilmu bioteknologi
dalam aspek-aspek kehidupan manusia, maka tidak bisa dipungkiri juga betapa
besar manfaat E. colibagi kita.
(koes, 2006) Pengontrol mikroba yang ada di
baju bekas dengan cara kita mencuci baju tersebut untuk mengurangi mikroba
tersebut atau dengan menghambat petumbuhan di baju bekas tersebut yaitu :
1) Faktor-faktor
alam, terdiri atas :
a) Pengaruh temperatur
Temperatur merupakan salah satu faktor yang penting di dalam
kehidupan. Beberapa jenis mikroba dapat hidup pada daerah yang bertemperatur
yang luas , sedangkan jenis yang lainnya pada daerah yang terbatas. Pada
umumnya batas daerah temperatur bagi kehidupan mikroba terletak antara 0oC
sampai 90oC dan kita kenal adanya temperatur minimum, optimum, dan maksimum.
Daya tahan mikroba terhadap temperatur tidak sama untuk tiap-tiap species.
b) Pengaruh kebasahan dan
kekeringan
Mikroba mempunyai nilai kelembaban optimum. Bakteri sebenarnya
adalah makhluk yang suka akan keadaan basah, bahkan dapat hidup di air. Tanah
yang cukup basah sangat baik untuk kehidupan bakteri. Tetapi banyak bakteri
mati, jika udara kering. Keadaan kering menyebabkan proses pengeringan
protoplasma yang berakibat berhentinya metabolisme.
c) Pengaruh perubahan nilai
osmotik
Pada umumnya larutan hipertonik menghambat pertumbuhan mikroba
karena dapat menyebabkan plasmolisis. Medium yang paling cocok bagi kehidupan mikroba
adalah medium yang isotonik terhadap isi sel mikroba.
d) Pengaruh sinar
Pada umumnya mikroorganisme rusak akibat cahaya, terutama pada
mikroba yang tidak mempunyai pigmen fotosintetik. Sinar dengan gelombang pendek
akan berpengaruh buruk terhadap mikroba. Sedangkan sinar dengan gelombang
panjang mempunyai daya fotodinamik dan daya biosfik
2) Faktor
biotik
Di
alam bebas banyak mikroba dari berbagai genus maupun dari berbagai species
hidup berkumpul di dalam suatu medium yang sama. Tidak mudah meneliti pengaruh
atau hubungan hidup antar species, namun pengaruh timbal balik niscya ada. Hal
ini karena pada suatu species yang mencerna zat makanan menimbulkan perubahan
kimia dalam komposisi substrat. Pengaruh kemungkinan baik, buruk, mungkin juga
pengaruh tersebut tidak memiliki efek sama sekali.
Daftar pustaka
Tamher,sayuti. 2000. Mikrobiologi Untuk Mahasiswa
Keperawatan. Depkes RI; Jakarta
Irianto,Koes .2006 . Mikrobiologi
. Yrama Widya; Bandung
http://finance.detik.com/read/2015/02/04/165759/2823664/4/ngeri-pakaian-bekas-impor-mengandung-bakteri-dan-jamur. Diakses
Setelah membaca artikel anda, ada beberapa hal yang ingin saya tanyakan,
BalasHapusPerihal nutrisi bakteri staphylococcus aures dan bakteri escherichia coli pada baju tersebut, bagaimana cara bakteri tersebut memenuhi kebutuhan karbon organik, nitrogen, dan unsur logam dalam baju bekas tersebut?
terima kasih
Berdasaran artikel di atas, terdapat bakteri staphylococcus aures pada pakaian bekas. Masalah apakah yang ditimbulkan oleh adanya bakteri tersebut ?
BalasHapusdari artikel diatas mungkin saya berpendapat seharusnya penjualan baju bekas itu ditiadakan saja kalau ternyata di baju bekas tersebut banyak bakteri yang tumbuh. apalagi baju bekas tersebut dari luar negeri yang ternyata banyak bakteri ataupun virus yang bisa menimbulkan penyakit yang tidak ada di indonesia. dan pertanyaan saya, apa hubungan peranan menguntungkan E.coli dengan baju bekas? E.coli tersebut bisa menguntungkan ketika kondisi apa?
BalasHapusBerdasarkan artikel yang saya baca diatas, bahwa dengan adanya penggunaan baju impor bekas, yang memang seharusnya layak dipakai, mengapa tidak? selagi itu bermanfaat. Dari setiap penjelasan artikel, mengenai pengontrolan mikroba pada baju bekas adalah mencuci baju tersebut untuk mengurangi mikroba yang tumbuh. Pertanyaan saya, Dalam proses pencucian, Mikroba apakah yang berperan dalam proses menghilangkan bakteri di pakaian bekas? sehingga pakaian bekas bersih dan layak dipakai. Terimah kasih
BalasHapusBerdasarkan paparan dari artikel diatas, saya ingin menambahakan informasi mengenai infeksi oleh S. aureus dan terkait pertanyaan saudari Nining Khoirunnisa.
BalasHapusInfeksi oleh bakteri S. aereus ditandai dengan kerusakan jaringan yang disertai abses bernanah. Beberapa penyakit infeksi yang disebabkan oleh S. aureus adalah bisul, jerawat, impetigo, dan infeksi luka. Infeksi yang lebih berat diantaranya pneumonia, mastitis, plebitis, meningitis, infeksi saluran kemih, osteomielitis, dan endokarditis. S. aureus juga merupakan penyebab utama infeksi nosokomial, keracunan makanan, dan sindroma syok toksin. (ttp://pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2011/09/pustaka_unpad_staphylococcus.pdf)
terimakasi atas tambhan informasinya nurul hikmahwati
HapusAda-ada saja yaa keberadaan mikroba ini, ternyata ada dimana-mana selain di pesawat, di kosmetik, dll,, sekarang di baju Impor, hehe.
BalasHapusada yang saya garis bawahi dari Artikel Mister Edo ini, yaitu tentang pengontrolan mikrobanya dengan "Pengaruh perubahan nilai osmotik, umumnya larutan hipertonik menghambat pertumbuhan mikroba karena dapat menyebabkan plasmolisis. Medium yang paling cocok bagi kehidupan mikroba adalah medium yang isotonik terhadap isi sel mikroba" contohnya seperti apa Pak edo?,, terimakasih :)
hanya sedikit sharing saja mengenai cara mematikan bakteri dan kuman pada pakaian bekas. karena ada sebagian masyarakat yang kadang membeli baju bekas untuk kebutuhannya .
BalasHapusDokter spesialis kulit Ratna Komala Dewi mengatakan, infeksi terhadap kulit dapat diminimalisir jika mencuci pakaian dengan bersih sebelum digunakan."kalau pakaian bekas harusnya dicuci, direndam menggunakan air panas hingga 100 derajat celsius untuk mematikan kuman dan bakteri,” terang Ratna saat dihubungi, Rabu (4/2/2015). Selain itu, cucilah dengan sabun dan tambahkan cairan antiseptik. Untuk pakaian berwarna putih, bisa mencucinya dengan ditambah bahan pemutih yang cukup kuat membunuh bakteri hingga jamur.
Kemudian, wadah mencuci pakaian bekas harus dipisah dengan pakaian kotor di rumah Anda. Rendamlah dalam satu wadah dan bilas hingga bersih. Setelah itu, jemur pakaian dan seterika panas juga dapat membunuh bakteri. Sejumlah cara ini bisa mencegah risiko penularan penyakit kulit. Mencuci pakaian dengan bersih pun juga harus dilakukan jika Anda membelinya di toko pakaian baru. Pakaian baru seperti celana bisa saja tercemar bakteri jika sebelumnya telah dicoba oleh berbagai orang sebelum pembelian.Sebelumnya Ratna mengatakan, penyakit kulit yang rentan tertular karena menggunakan pakaian bekas adalah jamur. Kulit bisa terasa gatal hingga menimbulkan bercak merah maupun putih seperti panu. Bakteri maupun jamur itu biasanya menumpuk pada bagian lipatan seperti ketiak hingga selangkangan.
dapat di lihat di http://www.tribunnews.com/kesehatan/2015/02/05/begini-cara-mematikan-bakteri-dan-kuman-pada-pakaian-bekas
terimakasih atas informasi tambhannya
Hapusunutuk menjual pakaian bekas import menurut saya tidak perlu dipermasalahkan,agar pakian tidak terbuang sia-sia. Hanya saja kita sebagai konsumen harus pintar memilih-milih pakaian yang masih layak digunakan. Nah, saya ingin berbagi informasi untuk mengtrol mikroorganisme yang ada di pakaiaan baik itu bakteri atau jamur. Berdasarkan pada pengalaman pribadi, saya memakai celana saat bersepeda, kemudian celana saya kena oli rantai sepeda. Lalu ada teman saya yang menyarankan untuk menggunakan Citric Acid (Sitrun),ternyata benar ampuh! tidak ada sedikitpun noda oli yang tersisa. Dan saya coba pakai kembali untuk menghilangkan bintik-bintik hitam (jamur) pada mukena di bagian pala, namun menggunakan air yang panas dan sitrun ditaburkan lalu diaduk baru deh dimasukin mukenanya, dan tenyata bintik2 hitam tersebut benar2 hilang. Jadi pada pakaian lain yang terdapat jamur atau bakteri rendam pakaian tersebut dengan air panas (100 derajat celcius) dan tambahnkan sitrun, lalu dibilas. .Sifat asam yang sangat kuat pada citric acid ini yang membuat ampuh untuk membersihkan noda dan jamur membandal. Sitrun ini banyak di jual di warung-warung ko teman ^,^
BalasHapusterima kasih atas informasi tambahannya
Hapusdari artikel yang anda posting, penghambat bakteri yang ada di baju bekas salah satunya adalah pengaruh basah dan kekeringan, jadi bagi penjual baju bekas tersebut apakah lebih baik baju dicuci terlebih dahulu sebelum dijual ? karena tidak mungkin dia mencuci semua baju bekas tersebut. apakah ada detergen khusus yang dapat digunakan untuk mengatasi bakteri itu ? selain itu didalam islam kita tidak boleh menjual sesuatu yang bersifat merugi, apakah ada cara yang praktis tetapi efektif untuk mengatasi atau mencegah pertumbuhan bakteri tersebut jika kita dalam posisi penjual dan hanya orang awam ? mohon penjelasannya kang edo
BalasHapuslebih baik memncuci terlebih dahulu Dokter spesialis kulit Ratna Komala Dewi mengatakan, infeksi terhadap kulit dapat diminimalisir jika mencuci pakaian dengan bersih sebelum digunakan."kalau pakaian bekas harusnya dicuci, direndam menggunakan air panas hingga 100 derajat celsius untuk mematikan kuman dan bakteri,” terang Ratna saat dihubungi, Rabu (4/2/2015). Selain itu, cucilah dengan sabun dan tambahkan cairan antiseptik. Untuk pakaian berwarna putih, bisa mencucinya dengan ditambah bahan pemutih yang cukup kuat membunuh bakteri hingga jamur.
HapusSuper sekali..... Terimakasih atas informasinya Edo..
BalasHapusSaya ingin bertanya, apakah setiap jenis baju terdapat bakteri yang sama atau berbeda?
Terimakasih..
Saya akan menambahkan mengenai kandungan bahan kimia yang terdapat pada sabun / detergen. Penelitian yang dilakukan oleh Loho dan Utami yang dipublikasikan pada jurnalnya di http://indonesia.digitaljournals.org/index.php/idnmed/article/viewFile/838/837 menunjukkan hasil uji efektivitas triclosan1% dengan menggunakan suspensi kuman secara in vitro, tampak bahwa antiseptik ini efektif terhadap S.aureus, E faecalis, dan E.coli. Triclosan1% tidak efektif terhadap P.aeruginosa.
BalasHapusJadi untuk mengurangi bakteri yang terdapat pada baju bekas dapat dilakukan dengan mencuci menggunakan detergent / sabun yang mengandung triclosan.
terimakassih saudara edo atas infonya..., apakah baju bekas dari satu keluarga juga memiliki kemungkinan kontaminasi bakteri yang berbahaya?
BalasHapusArtikel yang cukup menarik saudara Edo. Pada paragraf FAse penurunan populasi atau Fase kematian Anda mengatakan S. aureus biasanya masuk ke dalam tubuh manusia melalui makanan yang dikonsumsinya, tangan, kontaminasi, dan keracunan pangan oleh S. aureus dapat juga disebabkan oleh kontaminasi silang. yang ingin saya tanyakan, apakah yang dimaksud dengan kontaminasi silang tersebut? mohon berikan penjelasannya.
BalasHapusTerimakasih (-_-)
alhamdulillah ilmu baru...
BalasHapusoh ia edo,saya pernah menyaksikan berita ditelevisi bahwa pemerintah indonesia menghimbau kepada masyarakat untuk tidak membeli pakaian impor tersebut, karena seperti yang edo katakan bahwa pada pakaian tersebut banyak mengandung bakteri dan jamur, namun setelah diteliti dan bersihkan sedemikian rupa bakteri tersebut tidak bisa hilang, nah yang ingin saya tanyakan spesies apakah bakteri tersebut, lalu apakah bakteri dan amur yang anda sebutkan dalam artiker ada pada semua pakaian atau hanya bau impor saja, ?? terimakasih